Pendidikan Anak dalam Pandangan Islam

Bismillahirrahmaanirrahiim

Dalam Al-Quran yang merupakan sumber utama ajaran Islam dijelaskan bahwa kehidupan manusia diciptakan secara bertahap. Sejak dilahirkan oleh sang ibu dalam keadaan bayi, manusia kemudian mengalami perkembangan menjadi anak-anak, lau kepada remaja, setelah itu dewasa, kemudian tua, dan berakhir pada kematian. Pada masing-masing periode ini manusia mempunyai tugas yang berbeda-beda, dan periode paling penting yang akan menentukan bagaimana seorang manusia akan menjalankan kehidupannya adalah periode bayi sampai masa kanak-kanak.

Masa kanak-kanak didefinisikan antara usia anak mampu menerima rangsangan informasi sampai di usia memasuki belasan tahun. Masa ini oleh para ahli pendidikan merupakan masa di mana anak mendapatkan pengaruh dan kesan yang membekas.
Dalam hal ini Islam begitu memberikan perhatian yang besar bagi pendidikan anak. Dalam sebuah hadist dikatakan "pilihlah oleh kalian untuk air mani kaliah, karena sesungguhnya akhlaq orang tua itu menurun kepada anaknya dengan hukum warisan (harta dan sifat). Dari hadist ini dijelaskan bahwa proses pendidikan harus disiapkan sejak awal, jika oleh masyarakat barat persiapan kecerdasan dimulai ketika merencanakan kehamilan, maka islam bahkan memberikan tuntunan untuk memperhatikan kecerdasan pasangan yang akan dinikahi. 
Orang tua yang memiliki pengaruh besar dalam pendidikan anak menurut islam adalah sang ibu. Bahkan dalam sebuah ungkapan dikatakan bahwa "Ibu adalah madrasah" yang menunjukan ibu sebagai sumber pendidikan. Sejak dalam masa kehamilan proses pendidikan terhadap anak telah dimulai, terutama ketika ibu mengandung anak dengan perasaan senang dan penuh kasih sayang yang memberikan dampak positif terhadap perkembangan anak di dalam janin. Untuk itu terutama diperlukan dukungan dari ayah untuk menjaga kesehatan dan kondisi psikologis dari ibu yang sedang mengandung.
Proses selanjutnya adalah ketika masa menyusui dan penyapihan. Masa ini penting karena anak yang baru lahir sangat rentan terhadap penyakit untuk itu Islam mensyariatkan masa penyusuan ASI selama 2 tahun agar anak mendapatkan nutrisi yang lengkap dan menunjang pertumbuhannya. Pada masa ini anak belajar untuk mengembangkan kemampuan bergerak dan berbicara untuk itu diperlukan orang tua yang aktif dan mampu memberikan waktu terbaiknya untuk mendidik anak.
Masa selanjutnya adalah masa kanak-kanak yang merupakan masa di mana anak menyerap segala informasi dari sekitarnya yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan. Masa ini orang tua memegang peranan dan tugas yang paling penting yaitu untuk menjaga pola prilaku orang tua sendiri agan memberikan ketauladanan yang baik terhadap anak, sementara ini juga menyeleksi pengaruh yang datang dari lingkungan pergaulan anak tanpa memberikan kesan membatasi.
Secara umum dalam islam pendidikan anak merupakan tanggung jawab besar bagi orang tuanya, karena anak adalah titipan dan amanah Allah kepada orang tua. Orang tua yang baik bukanlah orang tua yang menyekolahkan anaknya ke sekolah yang termahal dan terbaik serta memberikan hadiah-hadiah. Orang tua yang terbaik adalah orang tua yang memberikan perhatian penuh dalam memberikan pengajaran yang terbaik berlandaskan pada nilai-nilai keislaman.

Referensi :
- Dr. Abdul Hamid al-Hasyimi, Mendidik Ala Rasulullah (terjemahan), penerbit Buku Islam Rahmatan, Jakarta, 2001
- Syaikh Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak (terjemahan), Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2001
Selasa, 25 Juni 2013
Posted by Unknown

Peran Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai pembentukan karakter anak

Bismillahirrahmaanirrahiim

Salah satu fokus pendidikan pada masa ini adalah pendidikan karakter. Dahulu tolak ukur potensi kesuksesan anak dinilai berdasarkan kecerdasan intelegensinya, sehingga para pelaku pendidikan berlomba-lomba salaing berpacu dalam meraih prestasi akademik. Namun kemudian disadari bahwa intelegensi yang tinggi serta prestasi akademik bukanlah jaminan kesuksesan, bahkan seandainya sukses tetapi tidak dapat memberikan manfaat karena karakternya buruk.
Karakter yang baik menjanjikan akan terciptanya sebuah kehidupan sosial yang madani, dimana anggotanya saling menghargai dan saling menghormati, walau dengan tingkat perbedaan yang tinggi. Beberapa karakter baik yang dikenal adalah ramah, sopan, tidak mudah marah, mudah bergaul, menghormati yang tua, menyayangi yang muda, rela berkorban dan sebagainya.
 Menyadari akan pentingnya pembentukan karakter anak maka sudah seharusnya para pendidikan muslim mengambil peranan besar. Rasulullah shallalahu 'alaihi wassalam bersabda bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia, dan akhlaq tidak lain adalah pembentuk karakter manusia. Dengan akhlaq yang sesuai dengan nilai islam maka terbentuklah karakter seorang muslim yang baik.
Dalam Islam dikenal 3 akhlaq yang harus dipelajari dan dimiliki oleh seorang muslim. Pertama adalah akhlaq kepada Allah, yaitu menempatkan Allah pada posisi sebagai Rabb dan satu- satunya yang diibadahi serta menyempurnakan semua sifat-sifat-Nya. Kedua adalah akhlaq kepada lingkungan sekitar, yaitu manusia dan alam dengan menyadari kedudukannya sebagai pemimpin dan pengelola yang nanti akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat dan mendapat balasan sesuai amalannya. Ketiga adalah akhlaq kepada diri sendiri, yaitu dengan tidak menzalimi diri sendiri baik saat di dunia dengan menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan rohani, serta mencegah dirinya dari adzab yang akan terjadi di kubur dan kiamat.
Dengan menanamkan tiga akhlaq ini maka akan terbentuk karakter muslim yang kuat pada diri anak. Yaitu karakter seorang muslim yang wala terhadap ajaran-ajaran islam serta semangat dalam beramal sholeh, serta bara dari hal-hal yang melalaikan dan merugikan kehidupannya, dan orang lain. Sudah saatnya bahwa PAI tidak hanya menilai dari bagaimana seorang anak menyempurnakan praktek ibadahnya, tetapi menilai bagaimana anak menyempurnakan praktek islam secara kaffah dalam kehidupannya.. 

Referensi :
- Dr. Abdul Hamid al-Hasyimi, Mendidik Ala Rasulullah (terjemahan), penerbit Buku Islam Rahmatan, Jakarta, 2001
- Syaikh Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak (terjemahan), Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2001
Posted by Unknown

samarinda kuliner

Bismillahirrahmaanirrahiim

kalimantan merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan menyimpan kekayaan dan keragamaan alam yang luar biasa. kalimantan terbagi menjadi provinsi Kalimantan Timur, provinsi Kalimantan Barat, provinsi Kalimantan Selatan, provinsi Kalimantan Tangah, dan provinsi terbaru Kalimantan Utara. saya sendiri saat ini tinggal di salah satu kota di Kalimantan Timur yaitu samarinda.

setiap wilayah memiliki keistimewaan masing-masing terutama menyangkut ciri khas yang berupa budaya ataupun kondisi geografis atau lebih di kenal dengan istilah tempat wisata. saya sendiri jarang pergi ke obyek-obyek wisata yang terdapat di Kalimantan Timur namun kali ini saya mungkin akan mengenalkan wisata yang sedikit berbeda yaitu wisata kuliner di samarinda.

samarinda merupakan wilayah yang memiliki penduduk majemuk didominasi oleh suku Bugis, Jawa, dan Banjar sehingga pola kuliner di samarinda banyak terpengaruh dari ketiga suku tersebut. kita mulai dari yang utama adalah wisata kuliner nasi kuning. nasi kuning sendiri berasal dari suku banjar (kalimantan selatan) yang kemudian bisa diterima oleh penduduk samarinda dan menghasilkan ragam variasi nasi kuning. nasi ini dapat di temukan hampir sepanjang hari terutama di pagi hari dan malam hari. untuk sentral wisata kuliner nasi kuning pada malam hari berlokasi di jalan lambung mangkurat, jadi jika berkunjung ke samarinda menu nasi kuning jangan terlewatkan.

selanjutnya adalah amplang dan kuku macan sebagai cemilan ringan. makanan ini dapat dikatakan sebagai kerupuk yang terbuat dari ikan terutama ikan sungai mahakam. rasanya yang gurih serta kriuknya menjadikan cemilan ini menjadi oleh-oleh wajib bagi mereka yang singgah ke samarinda. sementara itu para penduduk samarinda yang pergi keluar daerah pun biasa membawakan cemilan ini sebagai buah tangan. untuk sentral amplang dan kuku macan terletak di karang asam, ada banyak penjual amplang di sini dan jika anda datang di siang hari mungkin anda akan terpikat dengan aroma amplang yang sedang di goreng...hmmmm sedaap!!

terakhir adalah biskuit khas samarinda, biskuit LIDO, biskuit ini sebenarnya buatan orang cina yang migrasi ke samarinda, tapi entah kenapa biskuit ini hanya dibuat di samarinda. ada banyak ragam biskuit yang ditawarkan, yang biasanya di sebut gabin..eits jangan tertukar dengan gaban yah!! ada gabin asin, gabin keju, gabin susu. ketiganya mesti dicoba. untuk pusat pembuatannya dan penjualannya berada di jalan pelabuhan, tapi di penjualan amplang biasanya juga memajang gabin ini.

jadi buat anda yang mungkin bingung mau liburan kemana, atau ada rencana ke samarinda jangan bingung mau makan apa. banyak makanan istimewa menanti anda di samarinda, termasuk saya juga menanti kapan ada yang mau traktir saya.
Minggu, 28 April 2013
Posted by Unknown

Masalah Pendidikan di Indonesia


Bismillahirrahmaanirrahiim

Apa masalah pendidikan di Indonesia?

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam hidup manusia, melalui pendidikan manusia dalam proses belajar bisa mendapatkan ilmu. Dengan ilmu lalu manusia bisa mengembangkan kemampuannya dan menjadikan kehidupannya lebih baik. Pendidikan juga menjadi faktor terpenting dari pembangunan suatu bangsa. Bangsa yang memiliki proses pendidikan yang baik akan jauh lebih cepat berkembang dibandingkan dengan bangsa yang pendidikannya buruk.

Indonesia sebagai bangsa yang besar proses pembangunannya juga di pengaruhi oleh pendidikan yang dimilikinya. Sebagai negara, Indonesia mengalami ketertinggalan dengan negara-negara lainnya dalam proses pembangunan nasional, hal ini jika di perhatikan secara cermat merupakan dampak dari mutu pendidikan yang rendah di Indonesia.

Ada berbagai macam masalah pendidikan di Indonesia yang menjadikan mutu pendidikan di Indonesia rendah, beberapa di antaranya adalah kesenjangan sarana dan prasarana pendidikan, minimnya kualitas pengajar dan pengajaran, kurangnya motivasi belajar siswa, kesalahan orientasi pola pembelajaran, dan lain sebagainya. Masalah-masalah ini banyak faktor yang terkait dan saling mempengaruhi. 

Kesalahan orientasi pola pembelajaran misalnya di pengaruhi oleh faktor kebijakan pendidikan nasional serta visi pengajar dalam memberikan pengajaran pada anak didiknya selain juga tentunya pola pikir masyarakat itu sendiri akan fungsi dan tujuan pendidikan yang salah.

Kebijakan pendidikan nasional yang salah menurut saya contohnya adalah pengukuran potensi dan kemampuan siswa "hanya" didasarkan oleh nilai. Ujian diarahkan pada menguji seberapa besar anak didik mempunyai pengetahuan, dan kebijakan ini juga terjadi di lembaga pendidikan. Bahkan pada level pendidikan praktek pun hanya sebatas SMK yang memiliki kebijakan untuk menjadikan pengetahuan bukan hanya sebatas mengetahui, tetapi yang paling tepat adalah pengetahuan harus bermanfaat dan bisa dimanfaatkan.

Selanjutnya adalah visi pengajar terhadap anak didiknya, sebagian besar pendidik mengarahkan anak didiknya untuk menjadi pegawai/ karyawan/ dokter/ tentara/ polisi/ anggota DPR, apakah salah? Tidak salah, tapi tidak tepat. Dari profesi di atas apakah ada profesi yang menunjukan kemandirian, tidak ada. Inilah masalahnya, pendidikan kemandirian diajarkan secara informal, melalui seminar-seminar kewirausahaan. Bagaimana mungkin mengharapkan sebuah negara bisa tumbuh dan berkembang jika sebagian besar penduduknya berharap untuk menjadi pengelola negara. Secara aturan dan hukum alam apa yang dikelola itu harus lebih besar dari pada yang mengelola. Jadi jumlah para wirausahawan yang bermental independen itu harus jauh lebih besar dari pada jumlah para pegawai publik.

Selanjutnya adalah persepsi masyarakat itu sendiri akan fungsi dan tujuan pendidikan. Pendidikan oleh masyarakat diharapkan bsa memberikan pekerjaan yang baik bagi anak didiknya, jadi ketika jenjang pendidikan tinggi selesai maka masyarakat akan memberikan pengharapan yang besar bahwa sang mantan anak didik akan mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang besar. Ini persepsi yang harus dirubah, dan menjadi tugas bersama. Pendidikan pada hakikatnya adalah mengembangkan kemampuan manusia, sehingga anak didik bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat atau sesuatu yang lebih baik yang bukan berupa uang. Misalnya anak seorang petani seharusnya di arahkan agar bisa mengelola pertanian orang tuanya dengan lebih baik dan produktif.

Dapat disimpulkan bahwa telah terjadi salah orientasi pendidikan di Indonesia, secara nasional diharapkan timbul kemandirian tapi secara praktek lapangan terdari misorientasi. Ini harus dirubah. Kemampuan menghasilkan dan memanfaat pengetahuan harus ditanamkan secara formal dan sejak dini. Anak didik harus ditanamkan semangat kemandirian, dan sekolah harus mendukung kebijakan itu. Contoh nyata misalnya dalam pengelolaan koperasi sekolah, anak didik seharusnya tidak diarahkan menjadi pengelola koperasi tersebut, tetapi harus diarahkan agar mendayagunakan koperasi tersebut untuk menjadi sarana bagi pemasaran hasil produksinya. Daripada membelanjakan uang, anak didik diajarkan bekerja mandiri dan mengelola keuangannya sendiri.

By : Gusti Yusuf As-Syagir
Rabu, 17 April 2013
Posted by Unknown
Diberdayakan oleh Blogger.

clock

Viewer Stats

Kalender Hijriyah

Popular Post

My Blog List

Search Me

- Copyright © Gusti Yusuf As-Syagir -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -